Shafira Cendra Arini – detikFinance
Sabtu, 16 Des 2023 09:30 WIB
Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin membeberkan alasan motor listrik subsidi masih sepi peminat.
Pemerintah menargetkan, pada 2023 penyaluran subsidi motor listrik baru tembus hingga 200.000 unit. Namun saat ini, penyalurannya baru sampai 8.638. Rachmat menilai, kondisi ini sedikit banyak didorong oleh faktor opsi merek.
“Ada nggak barang yang menarik, yang baik, yang reliable dan lain sebagainya. Kalau kita cerita, motor mungkin banyak, ada 17 brand yang TKDN 40%. Namun memang belum ada dominan brand,” kata Rachmat dalam acara Forum Diskusi dan Konferensi Pers Post COP 28 di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Jumat (15/12/2023).
Menurutnya, apabila para pemain tersebut turut serta menjajakan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), minat pasar akan ikut terkerek naik. Adapun yang dimaksudnya, merek-merek motor dominan tersebut adalah para pemain-pemain besar yang menguasai pasar Indonesia.
“Biasanya saya beli motornya yang brand x, y, atau z. Ini (merek motor listrik) di luar itu. Nah ini juga akan kita lihat, either kita boost beberapa atau, tentu ini bukan tugas pemerintah ya, tapi mungkin nanti perlu branding dulu nih untuk motor-motornya. Hopefully ada old players yang akan ikut masuk dan bisa menggairahkan,” ujarnya.
Selain itu, program pemberian insentif sendiri baru diluncurkan pada 19 September 2023 lalu sehingga jaraknya cukup mepet hingga akhir tahun untuk merealisasikannya mencapai target.
Meski demikian, ia optimistis pada tahun depan target pemerintah bisa tercapai. Hal ini didukung dengan akan masuknya pemain-pemain baru di 2024. Apalagi dengan melihat angka penjualan motor listrik secara harian terbilang cukup baik. Harapannya, target 200.000 motor bisa teralisasi tahun depan.
“Ke depan kita juga tentunya selain menambah juga, mulai dari awal tahun kita player-player ini mulai lebih banyak lagi. Misalnya yang Indonesia ada, juga Honda juga udah keluarin, dan lain-lain juga udah mulai produk-produk, semakin produknya luas,” ujarnya, ditemui selepas acara.
“Masalahnya 200.000 itu kan, kita lihat rata-rata hariannya, karena mungkin saat ini sekitar 180-an per hari dan dari yang sangat kecil menjadi naik. Harapannya sih tahun depan bisa tercapai,” sambungnya.
Selain itu, ia juga turut menyoroti tentang ketersediaan tempat pengisian daya kendaraan listrik. Menurutnya, hal ini juga menjadi PR besar pemerintah mengingat sebarannya masih minim.
“Mungkin PR dari kami yang perlu kita lihat juga adalah mengenai baterai swap atau charging station-nya itu kita akan coba review lah. Bagaimana caranya bisa lebih banyak lagi swap station dan juga charging station,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data SISAPIRa per 15 Desember 2023, per pukul 12.23 WIB dari 200.000 kuota insentif pembelian motor baru 8.683 motor listrik yang tersalurkan alias terbeli. Sementara itu, ada sebanyak 6.182 dalam proses pendaftaran pembelian dan 3.034 pembeli dalam proses verifikasi,
Sementara itu, sesuai Permenperin No. 21/2023, pemerintah menargetkan 200.000 unit motor listrik subsidi terjual tahun ini dan 600.000 unit motor listrik subsidi terjual pada tahun 2024. Namun Kementerian Perindustrian menurunkan kuotanya untuk tahun depan menjadi hanya 50.000 unit.