Novi Christiastuti – detikNews
Rabu, 05 Mar 2025 10:46 WIB
Belgrade – Sidang parlemen Serbia diwarnai kekacauan setelah para anggota parlemen dari kubu oposisi melemparkan sejumlah granat asap di dalam ruang sidang parlemen. Hal ini memicu kekacauan hingga salah satu satu legislator mengalami stroke.
Aksi melemparkan granat asap itu, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/3/2026), dimaksudkan kubu oposisi sebagai protes terhadap pemerintah Serbia dan untuk mendukung para mahasiswa yang berunjuk rasa di negara tersebut.
Unjuk rasa yang dipimpin mahasiswa selama empat bulan terakhir telah menarik perhatian lapisan masyarakat lainnya, seperti para guru, petani dan pihak-pihak lainnya. Unjuk rasa ini dipicu oleh kematian 15 orang dalam insiden runtuhnya atap stasiun kereta setempat.
Aksi protes mahasiswa ini dianggap sebagai ancaman terbesar bagi pemerintahan Presiden Aleksandar Vucic, yang berkuasa selama satu dekade terakhir. Banyak pihak mengecam praktik korupsi yang merajalela dan tidak kompetennya pemerintahan Vucic.
Dalam sidang parlemen pada Selasa (4/3) waktu setempat, setelah koalisi berkuasa yang dipimpin Partai Progresif Serbia (SNS) menyetujui agenda pemerintah, sejumlah politisi oposisi tiba-tiba berlari dari kursi mereka menuju ke kursi ketua parlemen dan terlibat bentrok dengan para petugas keamanan.
Para politisi oposisi lainnya melemparkan granat asap dan menggunakan semprotan merica di dalam ruang sidang parlemen.
Situasi kacau ini terekam kamera wartawan, dengan siaran langsung televisi Serbia menunjukkan kepulan asap berwarna hitam dan merah muda mengepul di dalam ruang sidang parlemen. Ruang sidang parlemen Serbia sebelumnya pernah menjadi arena perkelahian para anggotanya.
Ketua parlemen Serbia melaporkan tiga anggota parlemen luka-luka dalam kekacauan itu, dan satu anggota parlemen lainnya, Jasmina Obradovic dari Partai SNS, mengalami stroke dan kini dirawat di rumah sakit.
Menteri Kesehatan Serbia, Zlatibor Loncar, dalam pernyataan terpisah menyebut Obradovic dalam kondisi serius di rumah sakit.
Saat sidang dilanjutkan, para politisi dari koalisi berkuasa berdebat, sedangkan para politisi dari oposisi bersiul dan meniup terompet.
Para politisi oposisi juga memegang poster bertuliskan “mogok massal” dan “keadilan bagi mereka yang terbunuh”, yang merujuk pada korban tewas dalam insiden atap stasiun runtuh di kota Novi Sad pada November lalu.
Di luar gedung parlemen, ratusan demonstran berdiri dalam diam untuk menghormati para korban tewas. Pemimpin unjuk rasa menyerukan aksi protes besar-besaran di ibu kota Belgrade pada 15 Maret mendatang.
Menanggapi insiden itu, Presiden Vucic menegaskan otoritas terkait akan meminta pertanggungjawaban semua deputi yang terlibat dalam perselisihan itu, yang disebutnya sebagai “hooliganisme”.
Berdasarkan undang-undang Serbia, para anggota parlemen menikmati kekebalan dari penuntutan pidana, namun bisa kehilangan kekebalan itu jika mereka melakukan tindak kejahatan serius.