Shafira Cendra Arini – detikFinance
Kamis, 27 Jul 2023 13:28 WIB
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan, Indonesia menjadi sasaran empuk dari negara-negara produsen produk halal karena jumlah populasi penduduk muslimnya termasuk yang terbesar. Dalam hal ini, produk-produk halal asal China menjadi salah satu yang dengan jumlah tertinggi di Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, dalam konteks produksi produk halal Indonesia termasuk cukup tertinggal, kalah dari negara Turki. Bahkan RI juga kalah dari sejumlah negara non muslim yang menjadi produsen dengan kapasitas produksi yang lebih besar dan kualitas yang lebih baik.
Padahal, Indonesia sendiri memiliki potensi yang begitu besar untuk pengembangan industri ini. Agus mengatakan, berdasarkan data 2022 Indonesia menjadi salah satu negara dengan populasi penduduk muslim terbesar yakni 241 juta orang, dari jumlah penduduk 277 juta.
“Konsumsi masyarakat muslim Indonesia mencapai US$ 184 miliar. Dan pada 2025 diproyeksikan konsumsi masyarakat muslim Indonesia meningkat jadi US$ 281,6 miliar. Ini luar biasa baru kita bicara potensi pasar domestik, belum lagi potensi pasar global,” kata Agus, dalam sambutannya di acara Kick Off Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2023, di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2023).
Menurutnya, negara-negara produsen produk halal akan melihat RI sebagai sasaran pasar empuk. Apabila Indonesia tak segera meningkatkan produksinya dan memperkuat pasar domestik produk halal, bisa-bisa semakin banyak produk halal asing yang masuk ke Indonesia.
“Negara-negara lain yang produksi pasti melihat Indonesia sebagai pasar besar. Oleh sebab itu mereka akan terus melihat celah-celah bagaimana mereka masukkan produk-produk halalnya ke Indonesia. Ini harus jadi catatan,” kata Agus.
“Oleh karena itu dalam sambutan kali ini saya sampaikan, pentingnya pelaku usaha untuk bergerak dan antusias. Kalau yang belum mulai, memulai produksi produk halal. Untuk bisa menahan produk halal dari negara lain, itu bisa diisi produk Indonesia. Bagi yang sudah memulai itu bisa melakukan ekspansi,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) Kemenperin, Ari Kurnia Taufik mengatakan, sebagian dari produk-produk halal Indonesia sudah masuk ke global value chain (GVC).
Di sisi lain, ia tak menampik bahwa produksi Indonesia masih kalah saing dari sejumlah negara lain. Adapun yang paling banyak masuk ke pasar RI ialah produk-produk yang berasal dari China. China sendiri merupakan salah satu negara non muslim yang menjadi pemain besar di Industri ini.
“Justru yang dari luar itu paling banyak kemarin China, salah satu negara non muslim yang main di industri halal juga. Sisanya ada Malaysia dan ada beberapa negara muslim lain di sekitar kita,” kata Ari, saat ditemui di lokasi.