Nafilah Sri Sagita K – detikHealth
Rabu, 25 Sep 2024 12:34 WIB
Jakarta – Belum lama ini ramai cerita wanita di Tangerang Selatan mengeluhkan jamur yang bersarang di telinganya selama 2,5 bulan. Ia tak menyangka kebiasaan mengorek kuping setiap hari disebut-sebut menjadi pemicunya.
Kondisi iini baru disadari pasca wanita bernama Lala itu menyadari ada yang aneh dengan warna di cotton bud setelah membersihkan telinga.
“Kayak hah kuping gue sekotor itukah sampai warnanya hitam? Terus gue coba korek lagi, keluar lagi warnanya warna hitam, gue bingung dong, emang iya conge gue warnanya hitam?” bebernya dalam keterangan video viral, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan Rabu (25/9/2024).
“Harusnya warnanya coklat apalagi di fase itu gue korek kuping setiap hari jadi nggak mungkin dong conge gue hitam, dan beberapa hari setelah itu kuping gue tuh rasanya budek dan sakit,” sambung dia.
Pemicu munculnya jamur di telinga Lala disebut terjadi pasca dirinya berenang dalam kondisi telinga terluka akibat terlalu sering memakai cotton bud.
Dikutip dari Healthline, kondisi semacam ini disebut otomikosis. Infeksi jamur pada telinga yang memicu rasa nyeri, bisa terjadi pada kedua telinga dan umumnya terjadi pada orang yang sering berenang.
Infeksi ini sebagian besar menyerang orang yang tinggal di daerah hangat atau tropis. Selain sering menyerang orang yang berenang, mereka dengan riwayat diabetes, atau memiliki kondisi medis serta kulit kronis lain juga rentan mengalami otomikosis.
Apa Gejalanya?
Gejala yang kerap terjadi pada seseorang dengan otomikosis meliputi:
nyeri
gatal
peradangan
bengkak
kemerahan
kulit mengelupas
telinga berdenging
rasa penuh di telinga
keluarnya cairan dari telinga
masalah pendengaran
Keluarnya cairan dari telinga adalah salah satu gejala yang paling umum dan dapat berwarna berbeda. Bisa jadi berwarna putih, kuning, hitam, abu-abu, atau bahkan hijau.
Jamur menyebabkan otomikosis. Ada hampir 60 spesies jamur yang mungkin memicu infeksi semacam ini. Jamur yang umum termasuk Aspergillus dan Candida. Terkadang bakteri dapat bergabung dengan jamur dan membuat infeksi menjadi lebih rumit.
Otomikosis lebih umum terjadi di daerah tropis dan hangat karena jamur dapat tumbuh lebih baik di daerah tersebut. Infeksi ini juga lebih umum terjadi selama bulan-bulan musim panas. Jamur membutuhkan kelembapan dan kehangatan untuk tumbuh.
Orang yang berenang di air terkontaminasi lebih mungkin terkena otomikosis. Selain itu, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, trauma atau cedera di telinga, eksim, atau masalah kulit kronis lainnya berisiko lebih tinggi terkena jenis infeksi ini.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera menemui dokter jika ada rasa sakit dan keluarnya cairan di salah satu atau kedua telinga. Seseorang mungkin memerlukan pengobatan untuk mengatasi penyebab dan gejalanya. Karena itu, diagnosis masalah tepat diperlukan.
Dokter akan mengumpulkan riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis otomikosis. Dokter mungkin menggunakan otoskop, yaitu alat berlampu yang digunakan untuk melihat bagian dalam telinga, gendang telinga dan liang telinga.
Dokter mungkin akan mengambil swab telinga untuk melakukan uji laboratorium terhadap kotoran, penumpukan, atau cairan. Uji tersebut biasanya meliputi pengamatan organisme di bawah mikroskop.