Rizky Adha Mahendra – detikNews
Rabu, 02 Agu 2023 16:32 WIB
Jakarta – Sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai mengalami krisis air. Menghadapi situasi tersebut, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan telah menggelar rapat koordinasi dengan para camat dan jajaran untuk memetakan wilayah rawan kekeringan.
“Kemarin sudah rapat koordinasi dengan stakeholder dan camat, kami memang jangka pendek untuk bisa antisipasi pertama adalah inventarisasi daerah yang rawan kekeringan. Kami minta PDAM, BPBD, dan dinas yang lainnya untuk mendeteksi dini dari sekarang, daerah mana saja yang sudah mulai,” kata Iwan kepada wartawan di Cibinong, Rabu (2/8/2023).
Iwan mengatakan sudah hampir seminggu sejumlah wilayah yang mengalami krisis air tersebut tidak diguyur hujan. Dia mengatakan saat ini fokus jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
“Kemarin sudah dilaksanakan koordinasi PDAM harus dengan pihak ketiga penyedia air curah, fokus kepada bantuan kebutuhan air bersih untuk warga yang dilanda kekeringan,” jelasnya.
Iwan mengatakan sudah melihat tanda-tanda krisis air di wilayahnya. Dia juga akan menggandeng TNI-Polri untuk membantunya menghadapi permasalahan itu.
“Kemarin di daerah Nanggung, Cigudeg, Jonggol, dan beberapa wilayah. Mudah-mudahan kita bisa mengantisipasi, dan pasti kami juga minta bantuan dari TNI-Polri,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor Asep Sulaeman mengatakan sudah ada 5 kecamatan yang disalurkan air bersih. Sejauh ini sudah ada 180 ribu liter air bersih yang disalurkan.
“Ini sudah ada 5 kecamatan ya, cuma dari sisi volume yang sudah terdata di kita terakhir totalnya sudah 180 ribu liter. Memang kebanyakannya di daerah Bogor bagian barat, di Jasinga, Nanggung, ada juga di Cibungbulang. Di Bogor timur ada di Jonggol, sama di Cijeruk,” kata Asep.
Salah satu wilayah yang terdampak adalah Kecamatan Jonggol. Ribuan warga di Desa Wening Galih mengalami krisis air bersih.
“Dikarenakan tidak adanya curah hujan dalam satu minggu di wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan krisis sumber mata air masyarakat,” kata Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaluddin, dalam keterangannya.
Masyarakat di desa tersebut diketahui hanya memiliki sumber mata air dari curah hujan. Karena itu, saat ini masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih.
“Karena masyarakat hanya mempunyai satu sumber air, yaitu dari curah hujan, warga kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya,” ujarnya.