Vidya Pinandhita – detikHealth
Rabu, 11 Okt 2023 14:30 WIB
Jakarta – Seiring ‘No Bra Day’ atau Hari Tanpa Bra yang jatuh pada 13 Oktober mendatang, warga dunia diajak untuk bersama-sama memahami pentingnya kesehatan payudara, berkenaan dengan risiko tumor dan kanker payudara. Salah satu narasi yang kerap beredar, penggunaan bra yang terlalu ketat bisa memicu kanker payudara. Benarkah demikian?
Spesialis bedah plastik dr Sara Ester Triatmoko, SpBP-RE(K) dari RSUP Fatmawati meluruskan, penggunaan bra tidak ada kaitannya dengan risiko kanker payudara. Sebab pada dasarnya, kanker terjadi karena perubahan sel yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh bra.
Namun benar, ia menyarankan para wanita untuk tidak menggunakan bra yang terlalu ketat. Bukan untuk mencegah kanker melainkan untuk menjaga aliran darah di area payudara.
“Kanker itu karena perubahan sel. Dari mutasi istilahnya, dari yang tidak kanker kemudian menjadi kanker. Tidak ada pembuktian bahwa penggunaan bra bisa mencetuskan dari sel yang normal menjadi kanker,” terangnya saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
“Yang mungkin penting dipikirkan adalah bra itu tidak boleh terlalu ketat. Kenapa? Karena badan kita ada aliran darah yang masuk, tapi juga ada aliran darah yang keluar. Mungkin aliran darah yang masuk ke dalam payudara nggak masalah, tapi yang keluar menjadi bermasalah. Karena kulitnya terlalu ditekan,” imbuh dr Sara.
Tips Memilih Bra
dr Sara menjelaskan, hal terpenting yang perlu diperhatikan ketika memilih bra adalah faktor kenyamanan. Pastikan, bra tidak sampai membuat sesak, apalagi sulit bernapas.
“Jadi untuk bra, pilihlah yang nyaman. Boleh yang menggunakan kawat atau tidak menggunakan kawat, yang berbahan lace atau spandeks terserah, yang penting nyaman dan tidak menimbulkan efek yang terlalu ketat atau restriksi. Tidak menyebabkan kita sulit bernapas,” tuturnya.
“Karena sebetulnya bra itu tidak ada kaitannya dengan pembentukan kanker. Jadi pun memang terkena kanker, itu karena sebab lain,” pungkas dr Sara.