Samuel Gading – detikFinance
Rabu, 27 Mar 2024 11:14 WIB
Jakarta – Runtuhnya jembatan utama Francis Scott di Baltimore, Maryland berdampak ke industri otomotif Amerika Serikat (AS). Pasalnya, kehancuran jembatan membuat akses menuju Pelabuhan Baltimore tertutup.
Sebanyak dua perusahaan otomotif, General Motors dan Ford mengaku harus mengubah rute pengiriman kendaraan dan suku cadang. Namun, kedua perusahaan menilai dampaknya tidak terlalu signifikan.
“Kami memperkirakan situasi ini tidak akan berdampak besar terhadap operasi kami. Kami sedang berupaya mengubah rute pengiriman kendaraan ke pelabuhan lain,” ucap General Motors dalam keterangan resmi, dikutip dari Reuters, Selasa (26/2/2024).
Kepala Staff Finansial Ford, John Lawler juga mengatakan runtuhnya jembatan bakal memaksa pihaknya untuk mengalihkan pengiriman suku cadang ke pelabuhan lain. Hal itu akan berpengaruh terhadap rantai pasok.
“Ini akan berdampak. Kami harus mengalihkan suku cadang ke pelabuhan lain. Ini mungkin akan sedikit memperpanjang rantai pasokan,” ucap Lawler.
Sementara dalam keterangan terpisah, Ford menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan pelabuhan alternatif untuk mengirimkan berbagai suku cadang tersebut.
Pelabuhan Baltimore diketahui salah satu pelabuhan tersibuk di AS yang menangani pengiriman mobil. Menurut data Administrasi Pelabuhan Maryland, 750 ribu kendaraan dikirim dari pelabuhan tersebut pada 2023. Kendaraan bermotor dan suku cadang menyumbang 42% dari seluruh impor di Pelabuhan Baltimore.
Menteri Transportasi AS, Pete Buttigieg mengatakan pihaknya sedang melihat dampak dari penutupan Pelabuhan Bartimore. Ia memperkirakan penutupan memiliki dampak besar dan berkepanjangan terhadap rantai pasok industri otomotif AS.
CEO Alliance for Automotive Innovation, John Bozella mengatakan bahwa disrupsi pasti bakal terjadi karena Baltimore pelabuhan otomotif nomor satu di AS
“Baltimore adalah pelabuhan mobil nomor satu di AS, kami sedang menghubungi pejabat federal untuk membantu mereka memahami skala operasi otomotif di sana,” jelasnya.
Sementara Managing Partner Breakwave Advisors, John Kartsonas, mengatakan Pelabuhan Baltimore adalah jalur penting untuk aktivitas impor kendaraan serta barang konsumsi.
Ia mengatakan, memang ada sejumlah pelabuhan lain seperti New York dan Savannah yang bisa menggantikan posisi Pelabuhan Baltimore. Namun, persoalan distribusi pasokan dinilainya baru bisa teratasi dalam waktu lama.
“Bakal perlu waktu untuk mengatasi situasi ini dan mulai beroperasi secara normal kembali, jadi pasti akan ada penundaan dalam pengiriman barang,” terangnya.
Meskipun beberapa analis sudah mengeluarkan prediksinya, sejumlah perusahaan otomotif mengatakan penutupan Pelabuhan Baltimore tidak berpengaruh banyak terhadap perusahaan.
Toyota mengatakan bahwa Pelabuhan Baltimore bukan pelabuhan utama perusahaan untuk mendistribusikan suku cadang di wilayah Amerika Utara. Mereka mengaku masih akan memantau peristiwa tersebut.
Volkswagen Group of Amerika, menjelaskan penutupan Pelabuhan Baltimore juga tidak berdampak karena fasilitas perusahaan berlokasi di sisi timur yang terletak jauh dari jembatan yang runtuh.
Nissan, mengungkap perusahaan juga tidak mengantisipasi dampak signifikan. Sementara BMW, mengatakan dermaga mobil perusahaan terletak di sisi laut pelabuhan, keruntuhan jembatan disinyalir tidak berdampak besar.
Mercedes, mengungkap insiden tersebut juga tidak berdampak terhadap ekspor suku cadang maupun pasokan suku cadang di Tuscaloosa, Alabama. Selain Pelabuhan Baltimore, perusahaan menjelaskan menggunakan pelabuhan lain di Georgia dan Carolina Selatan untuk mengimpor kendaraan.
Adapun Volvo Group, mengatakan sedang memeriksa inventaris di fasilitas produksinya untuk melihat jika terjadi gangguan. Namun, mereka juga memperkirakan tidak ada dampak besar.
Sebelumnya, berdasarkan catatan detikcom, Jembatan Francis Scott yang memiliki panjang 3 km rubuh pada Selasa (26/3) pukul 01.28 dini hari waktu setempat. Jembatan yang membentang di atas sungai Patapsco ini rubuh usai dihantam kapal kargo saat melintas di bawahnya.
Dilansir CNN, petugas pemadam kebakaran Baltimore memperkirakan terdapat 20 kendaraan tengah melintasi jembatan saat kejadian. Termasuk di antaranya pengemudi truk tronton dan kendaraan lain.