Herdi Alif Al Hikam – detikFinance
Rabu, 24 Agu 2022 12:30 WIB
Jakarta – Anggota DPR mendorong pemerintah untuk segera mengimpor minyak mentah murah dari Rusia. Menurut Anggota DPR Komisi VII Syaikhul Islam, hal ini dapat menahan kenaikan harga BBM.
Wacana tawaran minyak mentah murah dari Rusia sendiri memang kembali marak. Rusia disebut menawarkan minyak mentah dengan harga 30% lebih murah dari harga pasar.
Syaikhul menyatakan bodoh sekali apabila pemerintah sampai menolak tawaran tersebut. Menurutnya, harga BBM tak perlu naik dengan minyak mentah Rusia malah kalau bisa makin murah.
“Kalau ada tawaran crude Rusia lebih murah 30% dan kita ndak ambil alangkah gobloknya kita pak. Dengan crude murah nggak akan ada kenaikan BBM. Malah turun kalau perlu harganya kan gitu,” ucapnya dalam rapat kerja Komisi VII degan Menteri ESDM di gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Menurut Syaikhul pemerintah harus tegas demi kebutuhan masyarakat, jangan sampai takut dengan ancaman negara barat. Syaikhul mengatakan negara-negara barat yang menggaungkan berbagai sanksi pun masih banyak yang mengimpor minyak Rusia.
“Karena takut sanksi dari negara barat, itu goblok sekali pak. Karena sekutu-sekutu Amerika sendiri yang di Eropa itu tetap impor minyak Rusia kok, bahkan yg dikurangi hanya minyak Rusia yang lewat pipa tertentu,” ungkap Syaikhul.
“Kita ini harus ambil langkah penting untuk kemaslahatan rakyat,” sebutnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno buka-bukaan soal Rusia menawarkan minyak murah ke Indonesia. Dia mengatakan harga minyak Rusia lebih murah 30% dari harga di pasar internasional. Hal ini diungkapkan Sandiaga sebagai pembicara dalam kelas investasi CEO Masterplan.
“Tapi Rusia kan nawarin ke kita, ‘eh mau nggak, India udah ngambil nih minyak kita nih, harganya 30% lebih murah dari harga pasar internasional’. Kalau buat temen-temen CEO Masterplan ambil nggak? Pak Jokowi pikir yang sama, ambil,” katanya, dikutip dari akun Instagram pribadinya @sandiuno.
Namun ada beberapa pertimbangan terkait rencana impor ini. Salah satunya kekhawatiran beberapa pihak terkait potensi diembargo Amerika Serikat.
Menurutnya Barat memang menguasai teknologi pembayaran. Setiap pengiriman uang Dolar harus melalui New York. Akibatnya jika membeli minyak Rusia, ada ketakutan AS akan mematikan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) sehingga tidak bisa mengirim Dolar.
SWIFT adalah jaringan komunikasi perbankan dan lembaga keuangan yang digunakan oleh lembaga-lembaga tersebut untuk saling berkomunikasi dan berkirim pesan berkaitan dengan kegiatan transaksi keuangan dengan cepat dan aman.
Sandiaga menyatakan Rusia telah memberikan solusi, yaitu pembayaran dengan mata uang Rubel. Dia menyebut hal ini sedang dihitung oleh lembaga keuangan negara.
“Kata Rusia ‘nggak usah takut bayarnya pake rubel aja. Convert rupiah ke rubel’. Nah ini yang teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung,” pungkas Sandiaga.