Aulia Damayanti – detikFinance
Selasa, 25 Okt 2022 09:28 WIB
Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkap kekhawatirannya terhadap sektor bisnis garmen dan alas kaki yang tengah mengalami penurunan. Pengusaha memprediksi penurunan orderan hingga dampak kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) kedua sektor itu, berlanjut hingga tahun 2023.
“(Bisnis) sepatu itu orderannya menurun sekali, rata-rata 50%, garmen rata-rata 30%. Sekarang ini sebenarnya garmen dan sepatu itu sudah mulai terjadi PHK, bukan kita yang mau tetapi orderannya yang menurun,” kata Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Anton J. Supit kepada detikcom, Selasa (25/10/2022).
“Garmen dan sepatu ini diprediksi sampai akhir 2023, akhir tahun depan, karena orderannya itu,” jelasnya.
Anton mengatakan pihaknya dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga tengah mencari cara untuk mengatasi persoalan tersebut. Penurunan bisnis ini juga disebut terjadi pada startup, terutama yang telah melakukan PHK.
“Saya kira itupun yang dialami oleh startup dan lain-lain, karena risiko bisnis. Itu situasi memang, tidak bisa kita generalisasi seakan-akan semua bermasalah ya, ada juga yang baik dan ada yang belum beruntung karena situasi dunia,” tutur Anton.
Anton mengatakan situasi penurunan bisnis dan dampaknya kepada PHK karyawan hanya akan menerpa sektor bisnis padat karya yang orientasinya juga ekspor. “Makanya kalau dari garmen mereka minta penyelundupan itu diberantas, seperti banyak pakaian bekas yang masuk, faktanya ada dan banyak di pasar. Itu kan tugas pemerintah memberantas,” tutupnya.
Sebagai informasi, dua bulan belakangan ini setidaknya sudah ada enam perusahaan yang melakukan PHK. Perusahaan itu mulai dari Shopee, Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH), Tokocrypto, Bananas, Binar Academy dan terbaru GrabKitchen.
Ekonom juga memprediksi akan semakin banyak perusahaan yang akan melakukan PHK, mulai dari sektor fesyen hingga pariwisata. Hal itu tidak dapat dihindari, apa lagi keadaan ekonomi dunia dan dalam negeri diprediksi akan menurun.
“Saya kira iya (berlanjut) karena ekonomi tahun depan kita kan juga diprediksi lebih rendah dari sekarang untuk beberapa sektor ya turun. Pertama misalnya yang biasanya kena duluan itu industri pakaian, industri tekstil, sandang itu akan kena duluan. Kemudian pariwisata nggak bangkit-bangkit memang masih begini saja,” kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, kepada detikcom, Senin (24/10/2022).
Sementara sektor lain juga diprediksi akan mengalami penurunan pada bisnisnya, walaupun kemungkinan PHK kecil. “Misalnya otomotif juga akan menurun, tetapi otomotif ini PHK sih nggak ya, bisnisnya saja. Kalau yang lain, sektor perusahaan yang target marketnya mungkin kelas menengah ke bawah,” lanjutnya.