Kadek Melda Luxiana – detikNews
Minggu, 15 Jan 2023 01:38 WIB
Jakarta – China melaporkan hampir 60 ribu kematian terkait Corona (COVID-19) dalam rentan waktu sebulan. Jumlah tersebut merupakan terbesar pertama yang dirilis oleh pihak berwenang sejak Beijing melonggarkan pembatasan kegiatan pada awal Desember.
Dilansir AFP, Minggu (15/1/2023) laporan itu dikeluarkan pada Sabtu (14/1) waktu setempat. Pemerintah dituduh tidak melaporkan jumlah kematian akibat virus Corona sejak pelonggaran kegiatan.
Hanya belasan jumlah kematian yang tercatat secara resmi pada bulan Desember sebelum pengumuman 60 ribu dikeluarkan pada Sabtu, meski ada bukti krematorium dan rumah sakit yang dikuasai. Seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan pada hari Sabtu bahwa China telah mencatat 59.938 kematian terkait virus Corona antara 8 Desember dan 12 Januari 2022. Angka tersebut hanya mengacu pada kematian di fasilitas medis, dengan jumlah total kemungkinan lebih tinggi.
kepala Biro Administrasi Medis NHC, Jiao Yahui saat jumpa pers mengatakan data tersebut mencakup 5.503 kematian yang disebabkan oleh kegagalan pernafasan langsung karena virus, dan 54.435 kematian yang disebabkan oleh kondisi yang mendasari dikombinasikan dengan Corona.
Beijing merevisi metodologinya untuk mengkategorikan kematian akibat Corona bulan lalu, dengan mengatakan hanya akan menghitung mereka yang meninggal karena gagal napas yang disebabkan oleh virus. Hal ini dikritik oleh Organisasi Kesehatan Dunia, yang menyebut definisi tersebut “terlalu sempit”.