Novia Aisyah – detikEdu
Minggu, 15 Jan 2023 16:00 WIB
Jakarta – Seorang pria di Korea Selatan dikabarkan tewas karena terinfeksi amoeba pemakan otak, yang disebut dengan Naegleria fowleri pada Desember 2022 lalu.
Pakar Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dwi Peni Kartikasari mengatakan, Naegleria fowleri adalah protozoa yang menyebabkan kematian sel otak atau nekrosis. Protozoa tersebut hanya bisa menginfeksi melalui hidung dan menembus otak dalam waktu singkat.
Proses kerjanya yang cepat itu menyebabkan lebih banyak kasus kematian dibanding kasus sembuh. Dia menjelaskan, sebagian besar kasus infeksi Naegleria fowleri terjadi setelah pasien berkontak langsung dengan air tawar.
Meski demikian, Peni menyebut bahwa kasus ini tidak sering terjadi. “Sebenarnya penemuan kasus infeksi ini sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Ada sekitar 300-an kasus sehingga dapat dikatakan kasus yang jarang terjadi dan menariknya, sebagian besar kasus itu pasiennya berkontak langsung dengan air tawar,” paparnya, dalam rilis yang dikutip dari laman Universitas Airlangga.
Peni menyampaikan, hanya ada beberapa orang yang sembuh karena dideteksi sejak awal, sehingga bisa menerima terapi optimal. Menurutnya, ada salah satu penyintas yang tidak mengalami kerusakan otak karena menggunakan kombinasi obat antiprotozoa dan terapi hipotermia.
Gejala Akibat Amoeba Pemakan Otak
Dokter Parasitologi Kedokteran FK Unair ini menerangkan, gejala infeksi Naegleria fowleri mirip dengan meningitis. Maka, cepat atau lambat, orang yang terinfeksi akan ke rumah sakit.
“Akan terjadi peningkatan suhu disertai dengan sakit kepala yang hebat dan muntah. Setelahnya, pasien akan mengalami kaku di bagian leher, gangguan kesadaran dan keseimbangan,” ungkapnya.
Peni berpesan supaya masyarakat selalu waspada saat berkontak langsung dengan air tawar, utamanya yang langsung dari alam. Apabila berenang, airnya tidak perlu dihirup melalui hidung. Selain itu, perlu memastikan bahwa kolam renang sudah diberi kaporit.
Dia menambahkan, sebagaimana saran dari Centers for Disease and Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, apabila akan menggunakan air tawar, misalnya untuk wudu, bisa direbus dahulu jika memang tidak yakin.
Peni menyarankan agar masyarakat segera ke rumah sakit apabila mengalami demam dengan sakit kepala yang hebat dan muntah, sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.