TIMUR TENGAH

Dubai Pernah Dapat Predikat Terbersih di Dunia, namun Kini Merana

Weka Kanaka – detikTravel
Kamis, 18 Apr 2024 21:05 WIB

Dubai – Dubai dilanda badai yang menyebabkan banjir menggenang di berbagai wilayah. Padahal, kota itu sempat mendapat predikat kota terbersih di dunia.
Dubai telah lama dikenal sebagai kota mewah dan modern yang menjadi ibu kota negeri petro dolar, Uni Emirat Arab (UEA). Dunia mengenal kota itu memiliki kehidupan yang glamour dengan banyak mobil sport di jalanan hingga ditelantarkan.

Kehidupan mewah juga terpancar dengan banyaknya jenama fashion ternama hingga ikon Kota Dubai, yakni Burj Khalifa sebagai gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 828 meter.

Tak hanya itu, Dubai bahkan sempat mendapatkan kota terbersih di dunia menurut Global Cities Strength Index yang dikeluarkan oleh Mori Memorial Organization Jepang. Dubai mendapatkan penghargaan itu tiga tahun berturut tepatnya pada 2020-2023.

“Dubai adalah kota terbersih di dunia, menurut Global Cities Strength Index yang dikeluarkan oleh Mori Memorial Organization di Jepang selama 3 tahun terakhir. Kebersihan adalah sebuah peradaban. Kebersihan adalah budaya. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Dubai adalah kota teraman di dunia, terbersih di dunia dan terindah, insya Allah. Mari kita jaga agar tetap aman, stabil dan sejahtera,” kata Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA dan penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, seperti dikutip dari Rplealtyplus, Kamis (18/4/2024).

Namun, pencapaian gemilang itu seakan sirna di tahun ini. Itu setelah badai menghantam UEA dan membuat kota ini lumpuh karena banjir parah.

Mengutip AP, Kamis (18/4), badai menghantam UEA sejak Senin malam. Lalu badai semakin intens pada Selasa (16/4) sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Hujan tersebut menuangkan banyak air dan hujan es.

Pada pengujung Selasa, curah hujan Dubai selama 24 jam mencapai lebih dari 142 milimeter. Curah hujan itu lebih besar jika dibandingkan dengan curah hujan di Bandara Internasional Dubai misalnya, yang rata-rata mencapai 94,7 milimeter dalam setahun.

Bahkan, menurut The Guardian, curah hujan yang terjadi di Dubai ini adalah terbesar dalam 75 tahun terakhir.

Banjir tersebut menerjang berbagai fasilitas di sana. Termasuk, Bandara Internasional Dubai yang dipenuhi air hingga membuat banyak penerbangan tertahan.

Bandara Dubai, yang menjadi bandara tersibuk di dunia, dengan ratusan pesawat take off dan landing di sana, dinilai gagal mengatasi situasi terkini. Penumpang pesawat terlantar belasan jam tanpa ada kepastian dari bandara atau pun maskapai. Mereka juga tidak mendapatkan makanan dan minuman.

Selain itu, salah satu mal yang dikunjungi Anang Hermansyah kemasukan banyak air, baik melalui basement parkir kendaraan hingga di lantai bagian dalam.

Dikabarkan pula stasiun-stasiun dan sekolah di seluruh UEA terendam banjir. Pihak berwenang pun mesti mengirimkan truk tangki ke jalan-jalan untuk memompa air. Itu karena air juga masuk ke beberapa rumah dan memaksa sebagian warga untuk mengungsi.

Adapun seperti kawasan di Teluk Persia lainnya, Dubai beriklim panas dan kering. Karenanya, curah hujan jarang terjadi dan infrastruktur kota seringkali gagal menangani jika terjadi cuaca ekstrim seperti saat ini.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia fenomena yang jarang terjadi di Dubai itu sudah semestinya menjadi pelajaran. Mereka menyoroti pentingnya peringatan dini cuaca untuk beradaptasi terhadap kondisi bencana atau cuaca yang tak terduga.

“Hal yang bisa menjadi pembelajaran dari kejadian banjir di Dubai adalah bahwa ‘Peringatan Dini Cuaca untuk Semua’ (early warning for all) harus menjadi perhatian bersama, demikian pula untuk di Indonesia,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, kepada detikTravel, Kamis (19/4/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *