Doha – Qatar mengaku “terkejut” dengan komentar Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut negara Teluk itu “problematik” dalam rekaman yang bocor ke publik. Doha memperingatkan jika rekaman itu autentik, maka Netanyahu akan membahayakan proses mediasi Gaza yang sedang berlangsung.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (25/1/2024). Qatar, yang menjadi tempat sejumlah pemimpin politik Hamas tinggal, telah berperan sebagai mediator utama antara kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza itu dengan Israel yang berperang sejak Oktober tahun lalu.
Pada November tahun lalu, Qatar membantu mengamankan kesepakatan gencatan senjata selama tujuh hari dalam pertempuran di Jalur Gaza, di mana sebanyak 110 sandera Israel dan asing dibebaskan oleh Hamas sebagai pertukaran dengan pembebasan 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
“Kami terkejut dengan dugaan pernyataan Perdana Menteri Israel dalam berbagai pemberitaan media, tentang peran mediasi Qatar,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, dalam pernyataannya.
“Jika komentar yang dilaporkan itu benar, PM Israel hanya akan menghalangi dan melemahkan proses mediasi, dengan alasan yang tampaknya menguntungkan karier politiknya dibandingkan memprioritaskan penyelamatan nyawa tidak bersalah, termasuk para sandera Israel,” sebut Al Ansari dalam tanggapannya.
Komentar Netanyahu menyebut Qatar “problematik” itu terungkap dalam rekaman pertemuan dengan keluarga para sandera Israel yang bocor ke publik. Rekaman percakapan itu disiarkan oleh televisi lokal Israel Channel 12 pada Selasa (23/1) waktu setempat.
“Anda belum pernah melihat saya berterima kasih kepada Qatar, pernahkah Anda memperhatikannya?” tanya Netanyahu kepada keluarga para sandera dalam pertemuan itu.
“Saya belum berterima kasih kepada Qatar. Mengapa? Karena Qatar, bagi saya, pada dasarnya tidak berbeda dengan PBB, dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal bahkan lebih problematik,” ucapnya.
“Namun, saya sekarang bersedia menggunakan mediator mana pun yang dapat membantu saya memulangkan mereka (para sandera),” imbuh Netanyahu.
Dalam rekaman yang bocor itu, Netanyahu juga menyebut Qatar memilih pengaruh terhadap Hamas karena mereka mendanai kelompok tersebut.
Netanyahu mengatakan kepada keluarga para sandera bahwa dirinya baru-baru ini “menjadi sangat marah terhadap Amerika” karena memperbarui kesepakatan untuk memperluas kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di sebuah pangkalan militer di Qatar.
Atas komentar Netanyahu itu, Al Ansari juga memberikan tanggapannya. “Daripada memikirkan hubungan strategis Qatar dengan Amerika Serikat, kami berharap Netanyahu memutuskan untuk bertindak dengan itikad baik dan berkonsentrasi pada pembebasan para sandera,” cetusnya.
Saat ditanyai soal tanggapan Qatar dan apakah rekaman yang bocor itu autentik, seorang juru bicara pemerintah Israel menyatakan bahwa pihaknya “tidak bisa menjelaskan secara detail soal upaya dan langkah-langkah yang diambil untuk membebaskan para sandera”.