Rachmatunnisa – detikInet
Selasa, 09 Mei 2023 09:15 WIB
Jakarta – Penjelajahan manusia di Bulan membawa sejumlah instrumen penting ke permukaan satelit alami kita, salah satunya seismograf. Berkat alat ini, para ilmuwan menemukan gempa Bulan yang mengungkap banyak hal tentangnya.
Gempa yang terekam seismograf telah mengungkapkan tentang apa yang ada di dalam Bulan. Selama dua dekade terakhir, ilmuwan menemukan bahwa Bulan memiliki inti cair. Namun pemodelan baru menunjukkan bahwa ada lebih dari itu. Di dalam inti luar Bulan, ada inti padat di dalam, sama seperti planet kita.
Data dari penjelajahan misi Apollo memungkinkan Bulan dengan dan tanpa inti dalam, sehingga tim melihat model yang dapat mereproduksi sifat fisik Bulan dari massanya, bagaimana rotasinya, dan bagaimana pasang surut merusaknya.
Informasi ini, seperti dikutip dari IFL Science, menunjukkan indikasi bahwa seharusnya ada inti padat di dalam. Tim memperkirakan inti dalam ini berdiameter sekitar 500 kilometer dan memiliki kepadatan yang lebih rendah dari Bumi.
Tapi ini bukan satu-satunya wawasan menarik yang disampaikan model tersebut. Yang utama lainnya adalah tentang fenomena yang disebut pembalikan mantel Bulan. Sederhananya, ini adalah gagasan bahwa materi dari mantel, lapisan tengah tebal antara kerak tipis dan inti luar, bergerak sedikit.
Beberapa elemen, termasuk material yang kaya besi, mungkin telah naik dari batas inti-mantel sampai ke permukaan, berakhir di batuan vulkanik yang sekarang membentuk kerak Bulan. Pada saat yang sama, bagian kerak yang lebih padat dari yang lain tenggelam melalui mantel sampai ke inti Bulan.
Memahami sifat internal Bulan saat ini memberi kita wawasan tentang masa lalu. Para ilmuwan percaya bahwa Bulan dulunya memiliki medan magnet yang sangat kuat, sekitar 100 kali lebih kuat dari medan magnet Bumi.
“Ini diproduksi oleh inti. Medan magnet sekarang hampir tidak ada. Mencari tahu seperti apa bagian dalam Bulan memberi tahu kita mengapa hal itu mungkin terjadi dan apa lagi yang mungkin terjadi miliaran tahun yang lalu,” tulis peneliti dalam makalah mereka yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature.
“Hasil kami mempertanyakan evolusi medan magnet Bulan berkat demonstrasi keberadaan inti dalam dan mendukung skenario jungkir balik mantel global yang memberikan wawasan substansial tentang garis waktu pemboman Bulan dalam miliaran tahun pertama Tata Surya,” sebut mereka.