Shafira Cendra Arini – detikFinance
Selasa, 26 Mar 2024 23:04 WIB
Jakarta – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) melaporkan telah menyelesaikan pembayaran total Rp 230 miliar sebagai bagian proses restrukturisasi utang. Selain dari kas, strategi yang terus diupayakannya dalam menyelesaikan utang piutang ini ialah melalui lelang aset (asset disposal).
Director of Finance & Risk Management WSBP Asep Mudzakir mengatakan divestasi aset terhadap aset-aset nonproduktif menjadi salah satu strategi utama dalam meningkatkan manajemen aset.
“Di mana kita sudah identifikasi 72 aset dengan nilai lelang Rp 8,29 miliar, dengan hasil lelang Rp 11,23 miliar (pada 4 Maret),” kata Asep dalam Media Gathering, di Menteng, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2024).
Asep mengatakan lelang ini merupakan tahap pertama. Ke depan, pihaknya masih akan melangsungkan lelang berikutnya dalam 5 tahun mendatang. Hal ini sejalan dengan masa restrukturisasi utang yang berlangsung dari 2023 sampai 2028.
“Di mana sampai 2028 kami menargetkan paling tidak minimal Rp 300 miliar tunai untuk menopang kegiatan WSBP nantinya dan sebagian akan kita gunakan untuk pembayaran utang PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang),” jelasnya.
Khusus untuk tahun ini, lanjut Asep, pihaknya menargetkan akan ada pelepasan aset nonproduktif senilai Rp 50 miliar. Dengan demikian, dari total Rp 11,3 miliar yang dihasilkan, sudah 50% dari target.
Sementara dari sisi utangnya pihaknya telah menyelesaikan pembayaran kas dengan total Rp 230 miliar sebagai bagian proses restrukturisasi utangnya. Dana tersebut dibayarkan kepada kreditur bank, obligasi, hingga vendor.
“Total sampai Maret 2024 sudah membayarkan Rp 230 miliar. Atas penyelesaian sebagian utang melalui konversi ekuitas senilai Rp 1,43 triliun pada 4 Agustus 2023 dan konversi pemegang obligasi Rp 1,85 triliun per 12 Desember 2023. Dari sini kami melihat optimisme WSBP dalam memenuhi kewajiban homologasi ke depannya,” terang Asep.
Lebih lanjut Asep mengatakan, pihaknya akan berfokus pada peningkatan kapasitas operasional dan finansial. Pihaknya belum berencana untuk mengandalkan pasar modal dalam membantu menopang perusahaan. Menurutnya untuk kembali masuk ke market, pihaknya harus menunjukkan performa yang matang dan menarik.
“Rasanya kalau mengandalkan performa 2 tahun terakhir rasanya belum cukup. Tapi kalau ditanya apakah kita akan ke market? Insyaallah kita akan mau ke market,” kata Asep.
WSBP mengantongi nilai kontrak baru besar Rp 1 triliun per 26 Maret 2024. Angka ini mencapai 40% dari target tahun 2024 sebesar Rp 2,3-2,5 triliun.
Director of Business Development WSBP Bambang Dwi Wijayanto mengatakan, target ini meningkat sebesar 20%-40% dibandingkan realisasi nilai kontrak di tahun 2023 yaitu Rp1,7 triliun. Ia menambahkan, kontrak ini didominasi dari konsumen eksternal mencapai 72%, sementara sisa 22% lainnya internal.
“Kinerjanya sudah sampai 40% dari target tahun 2024. Jadi WSBP sedang gencar mencari proyek-proyek yang sehat. Sampai sekarang, dari target nilai kontrak Rp 2,3-2,5 triliun, ini kurang lebih kita sudah sampai Rp 1 triliun,” kata Bambang,
Bambang menyebutkan lima top kontrak baru dengan nilai paling besar. Dari konsumen eksternal, pertama ada pekerjaan Pembangunan Container Yard (CY) dan Infrastruktur Pendukung Terminal Peti Kemas Batu Ampar, segmen jasa konstruksi dengan nilai kontrak Rp 360 miliar.
Kedua, ada kontrak pekerjaan Pembangunan Tembok Penahan Jembatan Enim 1-Jembatan Enim 2, segmen jasa konstruksi dengan nilai kontrak Rp 72 miliar. Lalu ada proyek Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi III, segmen precast dengan nilai kontrak Rp 59 miliar. Selanjutnya Proyek Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi III senilai Rp 59 miliar.
Kemudian proyek lainnya ialah proyek Waskita Group, meliputi proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai senilai Rp 68 miliar, proyek Jalan Akses Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan Paket III, dan Proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.