Khadijah Nur Azizah – detikHealth
Senin, 13 Mar 2023 11:25 WIB
Jakarta – Geger kasus pencabulan 17 anak di bawah umur oleh seorang wanita di Jambi. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap fakta bahwa Yunita Sari (20) dikategorikan memiliki kecenderungan hiperseks.
“Secara kejiwaan sebenarnya dia agak sedikit tinggi libido si YS ini. Hiper (seks). Bahkan ini di luar konteks penyidikan menurut keterangan suaminya, saudari YS ini hampir setiap hari minta suaminya berhubungan badan,” kata Kapolresta Jambi, Kombes Eko Wahyudi, Jumat (10/3/2023).
Dikutip dari Mayo Clinic, perilaku seksual kompulsif terkadang disebut hiperseksualitas, gangguan hiperseksualitas, atau kecanduan seksual. Kondisi ini ditandai dengan fantasi, dorongan atau perilaku seksual yang sulit dikendalikan sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Sementara libido mengacu pada hasrat seksual, atau emosi dan energi mental yang berkaitan dengan seks. Istilah lain untuk itu adalah “dorongan seks”.
Perbedaan antara Hiperseksualitas dan Libido Tinggi
Hiperseksualitas mengacu pada peningkatan libido yang tiba-tiba atau sangat sering yang sulit dikendalikan. Dari sisi medis, hiperseksual dipandang sebagai salah satu gangguan obsesif-kompulsif yang membutuhkan penanganan lanjut dan terarah oleh ahli.
Di sisi lain, libido tinggi mengacu pada peningkatan hasrat seksual. Libido tinggi kerap sulit untuk didefinisikan karena dasar untuk libido ‘normal’ berbeda pada setiap orang. Ada yang menginginkan seks sekali sehari tapi ada juga yang sama sekali tidak memikirkannya sepanjang hari.
Beda Efek Samping Hiperseks dan Libido Tinggi
Efek samping hiperseksualitas termasuk infeksi menular seksual, penurunan produktivitas di rumah dan di tempat kerja, masalah keuangan, kehamilan yang tidak diinginkan, kecemasan, depresi, dan bahkan penyalahgunaan zat.
Libido yang tinggi hanya berdampak negatif hanya saat seseorang sedang mengalami dorongan seksual.
Beda Pengobatan Hiperseks dan Libido Tinggi
Hiperseksualitas diobati dengan berbagai jenis obat, konsumsi makanan anafrodisiak, konseling, kelompok swadaya atau bahkan psikoterapi. Namun pada libido tinggi, pengobatan hanya perlu dilakukan saat dorongan seksual sudah tidak terkendali atau mengarah pada perilaku kompulsi seksual.