Achmad Dwi Afriyadi – detikFinance
Selasa, 26 Jul 2022 10:03 WIB
Jakarta – Raksasa ritel Amerika Serikat (AS) Walmart memangkas prospek laba secara kuartalan maupun setahun penuh. Inflasi jadi biang keroknya.
Dikutip dari CNBC, Selasa (26/7/2022),inflasi telah menyebabkan masyarakat lebih banyak membelanjakan kebutuhan seperti makanan. Namun, sedikit untuk membeli barang seperti pakaian dan elektronik.
Pergeseran pada pengeluaran ini membuat Walmart menandai barang-barang yang tidak diinginkan konsumen.
Saham perusahaan jatuh setelah pengumuman tersebut. Ritel lain termasuk Target dan e-commerce Amazon juga turun.
Walmart saat ini mengantisipasi dengan penyesuaian laba per saham untuk kuartal II dan setahun penuh dengan penurunan masing-masing sekitar 8% hingga 9% dan 11% hingga 13%. Sebelumnya, mereka perkirakan laba tersebut akan datar pada kuartal II dan turun sekitar 1% untuk setahun penuh.
Advertisement
Walmart menyatakan saat ini mengharapkan penjualan toko meningkat 6% pada kuartal II. Itu tidak termasuk bahan bakar karena pelanggan lebih banyak membeli makanan di tokonya.
Campuran barang dagangan itu akan membebani perusahaan. Bahan makanan memiliki margin keuntungan yang lebih rendah daripada barang-barang pilihan, seperti TV dan pakaian.
“Meningkatnya tingkat inflasi makanan dan bahan bakar mempengaruhi cara pelanggan berbelanja,” kata CEO Walmart Doug McMillon dalam keterangannya.