Novi Christiastuti – detikNews
Senin, 18 Mar 2024 16:28 WIB
Beijing – Pemerintah China, sekutu utama Rusia, menyampaikan ucapan selamat untuk Presiden Vladimir Putin yang menang telak dalam pilpres di negara tersebut. Beijing meyakini hubungan dengan Moskow akan terus maju di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping dan Putin.
“China mengucapkan selamat atas hal ini,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, ketika ditanya soal pilpres Rusia dalam konferensi rutin di Beijing, seperti dilansir AFP, Senin (18/3/2023).
“China dan Rusia merupakan tetangga terbesar masing-masing dan mitra kerja sama strategis yang komprehensif di era baru,” sebut Lin dalam pernyataannya.
Dengan 99 persen tempat pemungutan suara di Rusia telah menyerahkan hasil pilpres, menurut data resmi pilpres Rusia seperti dilaporkan kantor berita RIA, Putin berhasil memperoleh 87,33 persen suara.
Angka itu mencetak rekor untuk kemenangan dengan perolehan suara tertinggi dalam pilpres di negara tersebut, dengan tidak adanya persaingan yang nyata.
“Kami sangat meyakini bahwa di bawah bimbingan strategis Presiden Xi Jinping dan Presiden Putin, hubungan China-Rusia akan terus bergerak maju,” ucap Lin dalam pernyataannya, sembari menekankan bahwa tahun ini menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
“Kedua kepala negara akan terus mempertahankan interaksi yang erat, memimpin kedua negara untuk terus menjunjung persahabatan baik-bukan-tetangga yang telah terjalin sejak lama, memperdalam koordinasi strategis yang komprehensif, dan mendorong perkembangan berkelanjutan terhadap hubungan China-Rusia di era baru,” imbuhnya.
Menang Telak di Pilpres Rusia, Putin Ejek Sistem Politik AS
Putin sempat melontarkan kritikan terhadap sistem politik dan peradilan Amerika Serikat (AS) ketika ditanya oleh jaringan televisi AS, NBC, soal apakah terpilihnya kembali dirinya sebagai presiden Rusia sudah demokratis.
“Seluruh dunia menertawakan apa yang terjadi (di Amerika Serikat). Ini sebuah bencana, bukan demokrasi,” sebutnya.
“… Apakah demokratis jika menggunakan sumber daya administratif untuk menyerang salah satu calon Presiden Amerika Serikat, antara lain dengan menggunakan sistem peradilan?” tanya Putin, merujuk pada empat kasus kriminal yang menjerat capres Partai Republik Donald Trump yang menjadi rival Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat dalam pilpres AS pada November mendatang.