Andi Hidayat – detikFinance
Kamis, 30 Jan 2025 11:20 WIB
Jakarta – Perusahaan konglomerat di sektor pertahanan Uni Emirat Arab (UEA), EDGE, dikabarkan membeli 30% saham Thirdeye Systems, perusahaan pemasok senjata militer Israel. EDGE membeli saham perusahaan tersebut senilai US$ 10 juta atau sekitar Rp 162.414.000.000 (asumsi kurs Rp 16.241).
Dikutip dari Reuters, Kamis (30/1/2025), investasi EDGE telah berlangsung sejak perang Gaza pada 15 bulan lalu. EDGE juga berencana menanamkan modal tambahan sebesar US$ 12 juta ke dalam usaha patungan baru yang mayoritas saham milik EDGE dengan Thirdeye Systems.
Selain itu, tercatat pula pihak ketiga dalam investasi yang identitasnya tidak diungkapkan memegang 6% dan Thirdeye Systems memiliki sisa 43% dari JV tersebut. Adapun Investasi EDGE akan membantu Thirdeye Systems berekspansi ke pasar baru, kata Kepala Eksekutif Lior Segal dalam sebuah pernyataan.
Presiden EDGE, Rodrigo Torres mengatakan, kesepakatan dengan Thirdeye Systems saling menguntungkan dan akan mempercepat pengembangan sistem baru. Sementara itu, diketahui ada banyak perusahaan UEA yang enggan berbisnis secara terbuka dengan perusahaan Israel di 15 bulan terakhir karena persoalan perang.
Untuk diketahui, UEA sendiri menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2020. Hal ini memungkinkan terjadinya aktivitas bisnis antara kedua negara yang kemudian secara publik mendingin setelah dimulainya konflik. Kendati Abu Dhabi mengkritik operasi militer Israel di Gaza, tetapi kedua negara tetap menjalin hubungan.
Sementara itu, Thirdeye Systems sendiri merupakan perushaan pengembang teknologi yang mendeteksi drone dan merupakan pemasok senjata militer Israel dan beberapa negara anggota NATO.
Saat ini, harga saham perusahaan tersebut meningkat tajam di 15 bulan terakhir karena memenangkan kontrak baru untuk memasok militer Israel. Pada hari Selasa (28/1/2025), harga saham Thirdeye Systems naik 51% sejak perang dimulai, menjadi 333,8 shekel Israel atau sekitar US$ 92,29.
Sementara EDGE, merupakan produsen senjata terbesar di UEA. Perusahaan ini dimiliki oleh pemerintah dan pada tahun 2021 mengumumkan kerja sama dengan perusahaan milik negara Israel Aerospace Industries, untuk mengembangkan kapal nirawak yang mampu mendeteksi kapal selam.