Rita Uli Hutapea – detikNews
Jumat, 22 Mar 2024 08:42 WIB
Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat akan membawa draf resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan kesepakatan penyanderaan Israel-Hamas ke Dewan Keamanan (DK) PBB. Voting DK PBB atas draf resolusi tersebut akan dilakukan pada Jumat (22/3) pagi waktu setempat.
Versi terbaru dari rancangan resolusi tersebut, yang dilihat oleh Reuters, menyatakan “gencatan senjata segera dan berkelanjutan” yang berlangsung sekitar enam minggu akan melindungi warga sipil dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Jumat (22/3/2024), resolusi tersebut “dengan tegas mendukung upaya diplomatik internasional yang sedang berlangsung untuk menjamin gencatan senjata sehubungan dengan pembebasan semua sandera yang tersisa,” demikian bunyi resolusi tersebut, mengacu pada pembicaraan yang sedang berlangsung, yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan kepada Al Arabiya, bahwa AS telah mengajukan draf resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas.
“Kami sebenarnya memiliki resolusi yang kami ajukan saat ini di hadapan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera, dan kami sangat berharap negara-negara akan mendukungnya,” kata Blinken ketika ditanya tentang apa yang dilakukan AS untuk menekan Israel. “Saya pikir hal itu akan mengirimkan pesan yang kuat, sinyal yang kuat,” imbuhnya.
Nate Evans, juru bicara misi AS untuk PBB, mengatakan pada hari Kamis (21/3) waktu setempat, bahwa DK PBB beranggotakan 15 negara akan melakukan voting pada hari Jumat pagi mengenai draf resolusi yang dinegosiasikan dalam “berbagai putaran konsultasi” dengan para anggota Dewan Keamanan PBB.
Untuk bisa lolos, sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Inggris, Rusia atau China selaku anggota tetap DK PBB.
Sebelumnya, selama perang di Gaza yang berlangsung selama lima bulan, Washington telah memveto tiga rancangan resolusi, dua di antaranya menuntut gencatan senjata segera.
Baru-baru ini, AS membenarkan vetonya dengan mengatakan bahwa tindakan dewan tersebut dapat membahayakan upaya AS, Mesir, dan Qatar untuk menengahi penghentian perang dan pembebasan sandera.
Diketahui bahwa AS biasanya melindungi Israel di PBB. Namun, AS juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan dewan untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan ke Gaza dan menyerukan jeda yang lebih lama dalam pertempuran.