Aulia Damayanti – detikFinance
Kamis, 05 Okt 2023 05:45 WIB
Jakarta – Harga beras medium dan premium belum turun hingga saat ini. Badan Pangan Nasional kembali mengungkap penyebab harga beras masih tinggi.
Menurutnya, karena harga Gabah Kering Panen (GKP) juga tinggi. Hal itu disebabkan oleh menurunnya produksi, sehingga penggilingan juga tidak memiliki banyak stok GKP.
“Hari ini, seperti ini artinya penggiling padi tidak dapat GKP. Karena GKP harganya tinggi, maka harga beras tinggi,” kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, di Gudang Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Ke depan, Arief memprediksi masa panen juga mundur, sehingga produksi juga turun sampai akhir tahun. Meski demikian, pemerintah melakukan segala upaya untuk menjaga agar harga beras tidak melonjak tajam.
“Baru mulai tanam itu Desember, karena BMKG menyampaikan baru ada air itu nanti di bulan Desember, sehingga panen agak mundur,” tuturnya.
Saat ini, operasi pasar dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), penyaluran bantuan pangan, hingga gerakan pangan murah terus dilakukan pemerintah. Hal itu dilakukan untuk mengintervensi harga beras di pasaran.
Namun, sejumlah upaya itu tidak serta merta langsung menurunkan harga beras. Arief menyebut, saat ini setidaknya harga beras tidak melonjak tinggi. Artinya masih tertahan, meski masih tinggi.
“Bayangkan kalau enggak ada operasi pasar, nggak ada bantuan pangan, nggak ada semuanya, tapi harga beras hari ini tertahan,” ucapnya.