KEUANGAN

RI Bisa Dapat Cuan Segini dari Bisnis Tangkap Karbon

Retno Ayuningrum – detikFinance
Rabu, 26 Jun 2024 20:30 WIB

Jakarta – Indonesia saat ini tengah menggenjot proyek pengembangan teknologi penyimpanan tangkap karbon atau carbon capture and storage (CCS) hub. Selain dapat menekan emisi karbon, ternyata proyek tersebut berpeluang mendapatkan cuan lebih banyak.
Chairman of Finance & Tax Committee Indonesian Petroleum Association (IPA) Hendra Halim mengatakan bisnis tangkap karbon memberikan multiplier efek untuk Indonesia, mulai dari mempercepat transisi energi, menekan emisi karbon, membuka lapangan kerja, hingga berkontribusi pada ekonomi Indonesia.

Hendra menyebut Indonesia mempunyai potensi kapasitas penyimpanan karbon mencapai 700 gigaton CO2. Setiap 1 juta ton karbon yang disimpan, Hendra bilang dapat menghasilkan lebih dari 800 pekerjaan baru. Selain itu, juga dapat menyumbang nilai ekonomi sebesar Rp 4 triliun per 1 miliar ton CO2.

“Kita punya 700 gigaton, apa artinya? Jadi, ini analisa yang dibuat Global CCS Institute. Jadi setiap 1 million tonne carbon capture itu akan menciptakan economic value Rp 4 triliun dan menciptakan over almost 800 jobs. Jadi tinggal dikalikan saja karena kita memiliki potensi 700 gigaton,” kata Hendra dalam acara Bedah Infografis IPA Convex 2024, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Dia bilang hal serupa pernah terjadi di beberapa negara sebelumnya, seperti Amerika Serikat, Inggris, hingga China. Di China, bisnis tersebut berpotensi menciptakan lebih dari 4 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2050 dan berhasil menyumbang ke ekonomi sebesar US$ 28 miliar.

Namun, kesuksesan tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dalam mendukung bisnis tersebut. Dia bilang pemerintah juga harus memberikan inisiatif insentif untuk meningkatkan proyek-proyek CCS di Indonesia.

“Kesuksesan US dan UK dibarengi dukungan pemerintah juga memberikan financial system. Itu yang membuat keduanya sukses. Inisiatif pemerintah memperkenalkan fiskal insentif dapat meningkatkan proyek-proyek CCS,” jelasnya.

Di sisi lain, Hendra mengatakan bisnis tersebut turut membantu mencapai target net zero emission (NZE) di Indonesia pada tahun 2060. Hendra menyebut Indonesia setidaknya harus mengurangi sebesar 2 giga ton pada 2060 untuk dapat mencapai target tersebut.

Untuk menekan jumlah tersebut, dia menilai tidak hanya bisa mengandalkan transisi energi baru terbarukan. Namun, juga harus dibantu dengan penangkapan karbon dan juga bio energi. (rrd/rir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *