Rachmatunnisa – detikInet
Selasa, 10 Agu 2021 07:46 WIB
Jakarta – Berdasarkan studi tentang antibodi terbaru oleh US Department of Agriculture’s Animal and Plant Health Inspection Service (USDA-APHIS), 40% rusa berekor putih yang hidup di alam liar di wilayah timur laut AS tampaknya telah terpapar yang virus Corona yang menyebabkan COVID-19.
Untungnya, sepertinya tidak ada rusa yang terinfeksi. Meski demikian, hal tersebut mengkhawatirkan karena ini adalah indikasi pertama dari paparan SARS-CoV-2 yang luas terjadi pada hewan liar. Kemungkinan ini juga karena penularan dari manusia ke hewan.
Selain itu, data tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hewan lain yang bisa bertindak sebagai reservoir untuk SARS-CoV-2 dan sewatu-waktu mungkin memperkenalkan lagi virus ke manusia dan menyebabkan wabah di masa depan.
Dalam studi ini, sebanyak 624 sampel serum diperoleh dari rusa liar di Illinois, New York, Michigan, dan Pennsylvania sebelum dan sesudah COVID-19 berlangsung. Antibodi terhadap SARS-CoV-2 ditemukan pada 152 (40%) sampel yang diambil pada tahun 2021. Ini menunjukkan bahwa rusa liar telah terpapar virus.
Adapun contoh rusa positif COVID-19, seperti dikutip dari Nature World News, ditemukan pada 67% sampel Michigan, 31% sampel New York, 44% sampel Pennsylvania, dan 7% sampel Illinois.
Sampel rusa positif COVID-19
Para peneliti juga menemukan tiga sampel positif dari Januari 2020, yang relatif berasal dari masa awal epidemi. Antibodi untuk SARS-CoV-2 ditemukan di sekitar sepertiga sampel dari tahun 2020 dan 2021.
Satu sampel positif dari 2019 juga ditemukan. Saat ini belum ada bukti yang jelas bahwa virus itu ada di Amerika Serikat pada saat itu, dan contoh ini mungkin saja merupakan hasil positif palsu (false-positive).
Peneliti menyebutkan, semua temuan ini perlu dikonfirmasi. Tapi tampaknya, sejumlah besar rusa liar terinfeksi SARS-CoV-2. Bahkan jika beberapa hasil false-positive menyelinap ke dalam temuan ini, kemungkinan masih ada lebih dari 150 kesalahan tampaknya sangat kecil.
“Temuan yang memperlihatkan bahwa rusa berekor putih liar telah terpapar SARS-CoV-2 tidak mengherankan, mengingat rusa berekor putih rentan terhadap virus, jumlahnya berlimpah di Amerika Serikat, dan sering melakukan kontak dekat dengan manusia. CDC memperkirakan bahwa lebih dari 114 juta orang Amerika telah terinfeksi SARS-CoV-2,” kata USDA-APHIS dalam sebuah pernyataan.
Infeksi alami
Masih belum jelas bagaimana paparan ini terjadi. Menurut penelitian, orang mungkin secara langsung menularkan virus ke rusa melalui kegiatan pemotretan, penelitian lapangan, pekerjaan konservasi, wisata satwa liar, dan lainnya.
Sumber air yang terkontaminasi, di sisi lain, mungkin juga menjadi jalur transmisi virus. SARS-CoV-2 dapat menginfeksi berbagai hewan, bukan hanya rusa. Infeksi COVID-19 pada berbagai hewan pun telah didokumentasikan, termasuk anjing, kucing, harimau, gorila, dan cerpelai.
Wabah pada hewan pertanian dan domestik telah menimbulkan beberapa kekhawatiran, meskipun wabah dapat dikendalikan melalui vaksinasi dan pemusnahan. Menangani hewan liar seperti rusa, bisa jauh lebih menyulitkan.
Meskipun penularan dari rusa ke manusia tampaknya tidak mungkin terjadi, demikian juga dengan hewan liar dan hewan peliharaan lainnya, mungkin saja hewan secara diam-diam membawa virus dan menyebabkan wabah COVID-19 di masa depan. Oleh karena itu, untuk saat ini, studi tambahan diperlukan sebelum sesuatu dapat dikonfirmasi.
“Hewan tampaknya tidak memiliki peran penting dalam penyebaran SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, ke manusia. Kemungkinan penularan COVID-19 ke manusia melalui hewan, seperti rusa, sangat kecil,” tutup USDA.